This Great Salvation/The Fruits of Justification (I)/id
From Gospel Translations
(New page: = Buah-Buah Pembenaran (I) = Apakah Anda pernah memperhatikan betapa sedikitnya buku-buku Kristen yang memiliki cover menarik? Oh, ada beberapa, tentu – seperti buku Franky Schaeffer ...)
Newer edit →
Revision as of 06:00, 10 January 2008
Buah-Buah Pembenaran (I)
Apakah Anda pernah memperhatikan betapa sedikitnya buku-buku Kristen yang memiliki cover menarik? Oh, ada beberapa, tentu – seperti buku Franky Schaeffer A Time for Anger, dengan lukisan dari Pieter Brueghel “Orang Buta Menuntun Orang Buta.” Lukisan itu begitu menggugah saya sehingga saya mencari kopinya dan membingkainya untuk kantor saya. Dan ada juga gambar-gambar mengagumkan di sampul Chronicles of Narnia milik C.S. Lewis yang siap membawa Anda ke sana. Salah satu sampul buku yang paling menarik yang pernah saya lihat tampak di sebuah seri pamflet. Illustrasinya menunjukkan seorang pria sedih dan kesepian yang sedang memandang kosong keluar jendela sebuah sel penjara. Saat Anda melihat, Anda menjadi sadar bahwa pintu selnya terbuka di belakangnya. Tetapi ia tidak memperhatikannya. Kalau saja ia menoleh ia akan melihat bahwa ia dapat berjalan keluar seperti orang bebas. Tetapi ia tetap terpenjara karena ketidaktahuannya sendiri.
Intinya cukup jelas. Banyak orang Kristen – bukan, kebanyakan orang Kristen – adalah seperti pria ini. Secara tragis mereka tidak menyadari kebebasan dan hak-hak lebih yang adalah milik mereka melalui injil Yesus Kristus. Mereka adalah orang-orang kudus yang tidak perlu terpenjara.
Merubah gambaran ini sedikit saja, sejumlah budak terus hidup seperti sebelumnya bahkan setelah Proklamasi Emansipasi. Sebagian mereka tetap berada di kegelapan tentang dimana mereka sekarang berdiri. Sebagian lain, walaupun menyadari kebebasan mereka, tidak pernah berjalan keluar tempat perbudakan karena takut. Kebebasan menuntut keberanian dan membawa bersamanya tanggung jawab yang besar.
Kelihatannya injil hanya membuat perbedaan kecil dalam hidup orang Kristen yang tak terhitung jumlahnya. Meskipun mereka telah sungguh dibenarkan dan penghukuman telah dibatalkan, masalah yang sama sepertinya mengganggu mereka. Ketakutan, kebiasaan, dan keraguan yang sama yang mengkarakterisasi hidup mereka sebelum mereka percaya Kristus masih tetap memegang kendali. Mengapa? Menurut saya satu alasan terbesar adalah ketidaktahuan. Bagi tidak sedikit orang Kristen, Alkitab masih menjadi buku tertutup. Fakta bahwa warisan besar telah disediakan bagi mereka yang dibenarkan oleh Allah seperti belum menjadi jelas buat mereka.
Pengetahuan akan Firman Tuhan yang terus bertumbuh adalah sangat vital. Di saat Anda membaca, menghafal dan merenungkan Firman Tuhan, Anda akan mulai merasakan penyediaan yang mengagumkan yang diberikan Allah. Dua bab terakhir dari buku ini akan mengekplorasi buah-buah dari pembenaran kita, warisan kita di dalam Kristus. Sisa keraguan yang masih ada di pikiran kita mengenai tujuan dan takdir Tuhan harus dijelaskan saat kita menginventori keuntungan-keuntungan dari keselamatan yang agung ini.
Turun dari Kursi Kayu
Gambaran sekitar doktrin pembenaran datang langsung dari pengadilan hukum, seperti yang kita pelajari di bab sebelumnya. Allah, Pemberi hukum dan Hakim dari seluruh bumi, telah mengeluarkan sebuah deklarasi yang membebaskan orang berdosa yang terhukum dari semua kesalahan. Pembenaran memberi kita status baru di hadapan Allah dan mengampuni kita dari semua dosa dan hukumannya. Walaupun kita adalah orang-orang kriminal tertuduh yang sedang menunggu dalam barisan Hukuman Mati yang tidak bisa dihindari, Sang Hakim mengampuni kita dan menghancurkan catatan-catatan kriminal kita. Betapapun mengagumkannya hal ini, ada aspek pembenaran yang bahkan lebih mengagumkan.
Saya pernah berada di ruang sidang, dan itu bukanlah tempat yang penuh keceriaan. Anda tidak dapat menjadi diri Anda sendiri. Adalah tidak pantas untuk tertawa keras atau mengangkat kaki Anda. Tidak seorang pun berpikir untuk bertemu hakim setelah sidang untuk makan es krim ataupun menonton pertandingan bola basket. Ada peraturan perilaku tertentu yang harus dipertahankan, formal dan mengintimidasi – dan memang dimaksudkan begitu. Hal ini tidak kurang benar di hadirat Hakim yang berdaulat.
Tetapi ada perbedaan yang sangat besar antara pengadilan di surga dan di bumi. Setelah menyatakan kita bebas dari segala tuduhan dan penghakiman, Tuhan memilih untuk tidak pergi ke ruangan-Nya, seperti yang dikira. Tetapi, Ia mendobrak semua standard dengan turun dari bangku kayu, mengumpulkan kita di tangan-Nya, dan lalu menggendong kita dari ruang sidang ke ruang keluarga.
Memiliki Allah sebagai Bapa kita adalah sungguh mengagumkan. Firman Tuhan telah menjelaskan bahwa kita berhubungan dengan Tuhan dengan intim dan secara legal. Bukan itu saja, tetapi untuk menjadi anak-anak-Nya mendatangkan hak-hak khusus. Paulus mendeskripsikannya seperti ini: “Roh itu bersaksi bersam-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris – orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus” (Rom 8:17).
Sementara pembenaran bagi kita adalah pemberian gratis, pembenaran itu dibayar Allah dengan Anak-Nya. Pembenaran itu dibayar oleh nyawa Anak-Nya. Dan pembenaran itu dibayar oleh keangkuhan kita, karena satu-satunya cara untuk menerima pemberian ini adalah dengan datang kepada Tuhan dalam kerendahan hati dan pertobatatan iman.